Minggu, 20 Maret 2016

Berpikir Deduktif [Bahasa Indonesia 2 #]

Nama  : Fransiska Retno Sari
Kelas   : 3EA31
NPM   : 13213578
Tugas  : Bahasa Indonesia 2 #

Berpikir Deduktif

Pengertian Berpikir Deduktif
Berpikir adalah berbicara dengan diri sendiri mempertimbangkan, menganalisa dan membuktikan, bertanya mengapa dan untuk apa sesuatu terjadi. Orang yang berbahagia dan tenteram hidupnya ialah orang yang memikirkan setiap langkahnya secara akal sehat dan tepat. Beberapa ahli menyebut cara berpikir dengan istilah top-down (pendekatan induktif) dan bottom-up (pendekatan deduktif). Kedua cara berpikir tersebut diimplementasikan dalam pengembangan ilmu yang berbeda. Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada rasio atau fakta. Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran mengembangkan paham rasionalisme, sedangkan mereka yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran mengembangkan paham empirisme.
Berikut ini beberapa pendapat mengenai pengertian deduktif :
Menurut Jujun S. Suriasumantri
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disususn dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Menurut Santoso
 Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian deduktif adalah pengambilan kesimpulan untuk suatu atau beberapa kasus khusus yang didasarkan kepada suatu fakta umum. Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebu, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Konsep Bernalar dalam Karangan
Menulis merupakan suatu pengungkapan pikiran yang dituangkan ke dalam bentuk sebuah tulisan. Ide yang dituangkan oleh si penulis dapat berasal dari pengalaman dan pengetahuan ataupun imajinasi si penulis. Penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan.
Menulis merupakan proses bernalar. Dimana pada saat kita ingin menulis sesuatu tulisan baik itu dalam bentuk karangan ataupun yang lainnya, maka kita harus mencari topiknya terlebih dahulu. Dan dalam mencari suatu topic tersebut kita harus berfikir, maka pada saat kita befikir tanpa kita sadari kita sendiri telah melakukan proses penalaran.
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa menulis sebagai proses penalaran, karena dengan menulis kita melakukan proses berfikir secara sistematis (bernalar) untuk menentukan topic dan tema tulisan.

Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proporsisinya merupakan kategorial. Proporsisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle team).
Contoh : Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor / Premis Umum)
Akasia adalah tumbuhan. (Premis Minor / Premis Khusus)
Akasia membutuhkan air. (Konklusi / Kesimpulan)

Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotesis, sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik.
Contoh : Jika hujan saya naik becak. (Premis Mayor)
Sekarang hujan. (Premis Minor)
Saya naik becak. (Konklusi)

Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh : Nenek Sumi berada di Bandung atau di Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

Sumber :
http://dhaniharjay.blogspot.com/2013/04/berpikir-deduktif.html
http://triwijayanto98.blogspot.com/2015/11/aspek-penalaran-dalam-karangan-ilmiah.html