Sabtu, 24 Mei 2014

[Bahasa Inggris 2 #] Correlative Conjuction




Correlative Conjunction/Parallel Conjunction

Correlative Conjunction/Parallel Conjunction are used in pairs to link equivalent elements in a sentence.
The most common ones are     :
Ø  Not only … but also
Ø  Both … and
Ø  Either … or
Ø  Neither … nor
The examples of Correlative Conjunction      :
A.    Not only … but also
 - Your new classmate is not only handsome but also talented.
                                                      adjective                adjective
 - We get a biology lesson not only on Monday but also on Wednesday.
                                                                      adverb of time                    adverb of time
 - Malay language is used not only in Indonesia but also in Malaysia.
                                                                       adverb of place              adverb of place
 - He completed the exam not only quickly but also carefully.
                                                               adverb of manner   adverb of manner
 - We walked on the beach not only surround but also enjoy.
                                                                              verb                        
verb
 - Fruits that contain with vitamin C not only orange but also papaya.
                                                                                           noun                        noun
 -  Not only the parents but also their son loves each other.
                             subject                         subject
B.     Both … and
 - Britney Spears is both famous and familiar in the word.
                                                 adjective         adjective
 - We meet our English teacher both every Monday and every Thursday in a week.
                                                                            adverb of time              adverb of time
 - Super Junior famous both Asia and Europe.
                                                  adv of  place  adv of place
 - She finished her mid test both quickly and carefully.
                                                          adv of manner   adv of manner
 - We can both surf and dive at the beach.
                        verb          verb
 - The woman likes both necklace and bracelet.
                                                     noun                  noun
 - Both my friends and my family are here to celebrate my birthday party.
                    subject                subject
C.     Either … or
 - She is either beautiful or smart.
                               adjective     adjective
 
- You meet him either every Tuesday or every Sunday.
                                               adverb of time           adverb of time
 - I’m going to go to either Singapore or Thailand.
                                                     adv of place     adv of place
 - Students have to walk either calmly or noisily in the school.
                                            adv of  manner  adv of  manner
 - He can either cook or sing.
                                  verb         verb
 - She wants to buy either a Chevrolet or a Toyota.
                                                             noun                  noun
 
- Either Hito or Immanuel enjoys horseback riding.
               subject        subject
D.    Neither … nor
 - He neither charming nor handsome.
                           adjectives          adjectives
 
- Math lesson neither on Tuesday nor on Wednesday.
                                            adverb of time          adverb of time
 
- My father went neither to Bali nor to Lombok.
                                    adv of place      adv of place
 
- He finished his exam neither quickly nor carelessly.
                                          adv of manner  adv of manner
 - My brother can neither swim nor dive.
                                              verb           verb           
 - My sister can neither ride a bike nor a motorcycle. 
                                           noun                     noun
 - Neither my grandparents nor my uncle are here.
                       subject                      subject

Selasa, 20 Mei 2014

[Sosiologi Politik] Bab 2 Proses Sosial dan Interaksi Sosial

Bab 2

Proses Sosial dan Interaksi Sosial



A.    Pengantar
Manusia merupakan makhluk social yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, manusia perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi social yang menjadi syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas social ini merupakan hubungan social yang dinamis. Interaksi social menyangkut hubungan antarperorangan, antarkelompok, atau antara individu dengan kelompok.
B.    Definisi Interaksi Sosial
Interaksi social terjadi jika masing-masing pihak sadar akan kehadiran pihak lain. Jadi, walaupun orang-orang saling bertatap muka tetapi tidak saling bicara, tetap telah terjadi suatu interaksi social. Upaya manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dilaksanakan melalui suatu proses yang disebut interaksi social. Interaksi social adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dalam masyarakat. Interaksi ini bersifat dinamis.
Dalam kenyataan sehari-hari terdapat tiga macam cakupan dalam definisi interaksi social, yaitu sebagai berikut :
1) Interaksi individu dengan individu.
Individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan, atau stimulus kepada individu lainnya. Sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi, tanggapan, atau respon. Contohnya ketika berjabat tangan, saling menegur ataupun bertengkar.
2) Interaksi antara individu dengan kelompok.
Secara konkret bentuk interaksi social antara individu dengan kelompok bisa dilihat pada contoh: seorang dosen sedang mengajari mahasiswa/mahasiswinya di dalam kelas, atau seorang orator yang sedang berpidato di depan orang banyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukan bahwa kepentingan seorang individu berhadapan dengan kepentingan kelompok.
3) Interaksi antara kelompok dengan kelompok.
Bentuk interaksi seperti ini menunjukan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain. Contoh nya adalah interaksi para peserta Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Negara-Negara Nonblok. Setiap kepala Negara atau ketua delegasi bertindak bukan untuk memenuhi kepentingan pribadinya masing-masing, tetapi untuk kepentingan bangsa dan Negara.

C. Ciri-ciri Interaksi Sosial
Ciri-ciri interaksi social :
1) Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
2) Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak social.
3) Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas.
4) Dilaksanakan melalui suatu pola system social tertentu.
Pola system social kelak akanmenciptakan suatu pola hubungan social yang relatif baku atau tetap apabila interaksi social itu terjadi berulang-ulang dalam kurun waktu yang relatif lama dan di antara para pelaku yang relatif sama. Pola seperti ini dapat dijumpai dalam bentuk system niali dan norma.
Secara ideal pola yang melandasi interaksi social memiliki beberapa syarat anara lain:
1) tujuan yang jelas,
2) kebutuhan yang jelas dan bermanfaat,
3) adanya kesesuaian dan berhasil guna, serta
4) adanya kesesuaian dengan kaidah-kaidah social yang berlaku.
Apabila pola ideal tersebut benar-benar melandasi hubungan interaksi social dalam kehidupan masyarakat, maka akan tercipta suatu keteraturan social. Sebaliknya, apabila pola ideal tersebut dilanggar, maka akan tercipta ketidakteraturan social yang akan menggoyahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat.
D.    Faktor-faktor Pendorong Interaksi Sosial
Setiap interaksi social akan melibatkan beberapa komponen, seperti adanya stimulasi atau rangsangan yang mendorong seseorang untuk memberikan respon. Hal itu yang menjadi factor pendorong interaksi social.  Respon merupakan tanggapan yang muncul karena adanya stimulan, baik stimulan yang aktif maupun stimulan yang pasif.
Secara psikologis, seseorang melakukan interaksi social dengan orang lain didasari oleh adanya dorongan-dorongan yang bersifat psikologis-psikologis, antara lain:
1. Imitasi
Imitasi adalah suatu tindakan seseorang untuk meniru segala sesuatu yang ada pada orang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya minat dan perhatian terhadap objek atau subjek yang akan ditiru serta adanya sikap menghargai dan menggagumi pihak lain yang dianggap cocok.
2. Identifikasi
Identifikasi erat kaitannya denga imitasi. Identifikasi merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk menjadi sama (identic) dengan orang yang ditirunya, baik dari segi gaya hidup maupun perilakunya. Dengan identifikasi kepribadian seseorang dapat terbentuk.
3. Sugesti
Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi sugesti tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang disugestikannya itu tanpa berpikir lagi secara kritis dan rasional. Contohnya dari sikap perilaku, pendapat, saran atau pertanyaan.
4. Motivasi
Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi bersifat positif karena dapat mendorong individu berpikir kritis dan kreatif. Sebaliknya sugesti bersifat negative karena dapat medorong individual berperilaku irasional.  

5. Simpati
Simpati merupakan setiap ketertarikan seseorang terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian nilai yang dianut oleh kedua belah pihak, seperti pola piker, kebijakan atau penampilan.
6. Empati
Empati hamper mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional. Misalnya, jika kita melihat keluarga atau kerabat kita terkena musibah, sikap empati membuat kita seolah-olah ikut merasakan penderitaan akibat musibah tersebut.
E.    Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Syarat terjadinya interaksi social di dalam masyarakat (dalam Sosiologi Suatu Pengantar, Soerjono Soekanto, 1990) yaitu :
1. Kontak Sosial
Kontak social adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi social dan masing-masing pihak saling bereaksi meski tidak harus bersentuhan fisik.
Dalam kehidupan sehari-hari, kontak social dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Kontak social menurut cara-cara yang dilakukan terdiri dari:
   1) kontak langsung, yaitu pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung
       kepada pihak komunikan melalui tatap muka maupun melalui alat bantu media
       komunikasi; dan     
  2) kontak tidak langsung, yaitu pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada
       pihak komunikan melalui perantara pihak ketiga.
b. Kontak social menurut proses terjadinya, terdiri dari:
    1) kontak primer, yaitu yang terjadi pada saat awal komunikasi social itu berlangsung;
        dan
    2) kontak sekunder, yaitu apabila pesan dari komunikator disampaikan kepada
        komunikan melalui pihak ketiga atau melalui media komunikasi.
2. Komunikasi Sosial
Berasal dari bahasa Latin communicare yang artinya berhubungan. Komunikasi lebih ditekankan pada bagaimana pesannya itu di proses. Suatu proses komunikasi dikatakan komunikatif apabila pesan yang disampaikan diproses secara berdaya guna dan berhasil guna. Dikatakan  berdaya guna apabila pesannya disampaikan secara praktis, efisien, rasional, dan mudah dimengerti. Dikatakan berhasil guna apabila pesannya itu jelas maksud dan tujuannya sehingga si Komunikan menanggapi, memenuhi, atau melaksanakan keinginan si Komunikator dengan baik. Lihat skema proses komunikasi dibawah ini.
Setelah membahas ketiga faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses interaksi sosial baru bisa terjadi apabila:
1. Terdapat pelaku interaksi sosial lebih dari satu orang.
2. Terdapat komunikasi sosial yang jelas di antara para pelaku dengan mempergunakan
    symbol- symbol yang jelas, seperti isyarat, roman muka, tindakan dan percakapan.
3. Terdapat dimensi waktu yang meliputi masa lampau, masa kini, maupun masa yang
    akan datang, yang memperlihatkan corak dari proses interaksi sosial yang sedang
    berlangsung.
4. Terdapat tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh orang-orang yang sedang berinteraksi
    sosial.


F.    Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk interaksi sosial ada dua, yaitu:
1. Interaksi Sosial Asosiatif
Bersifat posistif sehingga ada keteraturan integrasi. Bentuk interaksi sosial, antara lain sebagai berikut.

a.    Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama merupakan bentuk utama dari proses interaksi sosial karena pada dasarnya            interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan sesama. Kerja sama dapat dibedakan lagi menjadi 4 macam, yaitu:
1) Kerja sama spontan (spontaneous cooperation) yaitu kerja sama yang timbul secara spontan.
2) Kerja sama langsung ( directed cooperation ) yaitu kerja sama yang terjadi karena adanya
    perintah atasan atau penguasa.
3) Kerja sama kontrak (contractual cooperation) yaitu kerja sama yang berlangsung atas dasar
    ketentuan tertentu yang disetujui bersama untuk jangka waktu tertentu.
4) Kerja sam tradisional (traditional cooperation) yaitu kerja sama yang terbentuk karena adanya
    sistem tradisi yang kondusif. Kerja sama ini merupakan unsur-unsur kerukunan dari sistem
    sosial.
Pada masyarakat pedesaan, pola kerja sama didorong oleh motivasi untuk:
1) menghadapi tantangan alam yang masih “keras”,
2) melakukan pekerjaan yang membutuhkan tenaga massal,
3) melaksanakan upacara yang sifatnya sacral (suci), dan
4) menghadapi serangan musuh dari luar.
Pada masyarakat kota yang sudah begitu kompleks struktur kemasyarakatannya, motivasi kerja samanya adalah sebagai berikut.
1) Memperoleh keuntungan ekonomis secara efektif dan efisien.
2) Menghindari persaingan bebas, maka dibentuklah semacam asosiasi atau perserikatan, baik di
    bidang ekonomi, politik, kesenian, keolahragaan, dan lain-lain.
3) Menggalang kesatuan dan persatuan bangsa di bidang bela Negara dan cinta tanah air.
Menurut James D. Thompson dan William J. Mc Ewen, ada lima bentuk kerja sama bila ditinjau dari pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut.
1) Kerukunan yang meliputi gotong royong dan tolong menolong.
2) Bargaining, yaitu kerja sama yang dilaksanakan atas dasar perjanjian tentang pertukaran
    barang-barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
3) Kooptasi (cooptation), yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan
    atau pelaksaan politik dalam suatu organisasi untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas
    organisasi yang bersangkutan.
4) Koalisi (coalition), yaitu kerja sama yang dilaksanakan oleh dua organisasi atau lebih yang
    mempunyai tujuan yang sama.
5) Joint-venture (usaha patungan), yaitu kerja sama yang dilaksanakan karena adanya
    pengusahaan proyek-proyek tertentu.
b.    Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antarindividu dan antarkelompok untuk meredakan pertentangan. Akomodasi mempunyai dua aspek pengertian berikut ini.
1) Upaya untuk mencapai penyelesaian suatu konflik atau pertikaian. Jadi, pengertian ini
     mengarah pada prosesnya.
2) Keadaan atau kondisi selesainya suatu konflik atau pertikaian tersebut. Jadi mengarah
     kepada suatu kondisi  berakhirnya pertikaian.
Tujuan akomodasi adalah sebagai berikut.
1) Mengurangi perbedaan pandangan, pertentangan politik, atau permusuhan antarsuku atau
     antarnegara.
2) Mencegah terjadinya ledakan konflik yang mengarah pada benturan fisik.
3) Mengupayakan terjadinya akomodasi di antara masyarakat yang dipisahkan oleh system kelas
    atau kasta.
4) Mengupayakan terjadinya proses pembaruan atau asimilasi di antara kelompok kesukuan
    atau ras.
c.    Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses kearah peleburan kebudayaan sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai milik bersama. Asimilasi akan terjadi apabila:
1) ada perbedaan kebudayaan antara kedua pihak,
2) ada interaksi intensif antara kedua pihak, dan
3) ada proses saling menyesuaikan.

Beberapa factor yang dapat mempermudah terjadinya asimilasi adalah sebagai berikut.
1) Sikap dan kesediaan saling toleransi.
2) Sikap menghargai orang asing dan kebudayaan.
3) Adanya kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang.
4) Keterbukaan golongan penguasa.
5) Adanya kesamaan dalam berbagai unsur budaya.
6) Perkawinan campuran.
7) Adanya musuh bersama dari luar.
Beberapa factor penghambat terjadinya asimilasi adalah sebagai berikut.
1) Adanya isolasi kebudayaan dari salah satu kebudayaan kelompok.
2) Minimnya pengetahuan dari salah satu kebudayaan kelompok atas kebudayaan kelompok
    lain.
3) Ketakutan atau kekuatan kebudayaan kelompok lain.
4) Perasaan superioritas atas kebudayaan kelompok tertentu.
5) Adanya perbedaan ciri-ciri badaniah.
6) Adanya perasaan in-group yang kuat.
7) Adanya diskriminasi.
8) Adanya perbedaan kepentingan antarkelompok.
d.    Akulturasi (Aculturation)
Akulturasi atau culture contact (kontak kebudayaan) merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tanoa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. Bangsa Indonesia paling tidak sudah mengalami tiga kontak kebudayaan asing yang besar, yaitu sebagai berikut.
1) Kontak dengan kebudayaan Hindu-Buddha pada zaman kuno (abad ke 1-15) menghasilkan
    akulturasi Indonesia-Hindu/Buddha.
2) Kontak dengan kebudayaan Islam pada zaman madya (abad ke 15-17) menghasilkan
    akulturasi Indonesia-Islam.
3) Kontak dengan kebudayaan Barat pada zaman baru (abad ke 17-20) menghasilkan akulturasi
    Indonesia-Barat.
2. Interaksi Sosial Disasosiatif
Interaksi sosial disasositif bersifat negative sehingga dapat menimbulkan perpecahan. Contohnya kompetisi, kontraversi, konflik, kekerasan dan lain sebagainya. Bentuk interaksi sosial adalah sebagai berikut.
a.    Persaingan (Competition)
Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa , menimbulkan ancaman atau benturan fisik.
Persaingan memiliki fungsi yang dinamis yaitu:
1) Menyalurkan daya kreativitas yang dinamis.
2) Menyalurkan daya juang yang sifatnya kompetitif.
3) Memberikan stimulus atau rangsangan dinamis untuk berprestasi secara optimal.
4) Menyeleksi penempatan atau kedudukan seseorang dalam hierarki organisasi secara tepat
    sesuai dengan kemampuannya (the right man in the right place).
5) Menghasilkan spesialisasi keahlian yang menghasilkan system pembagian kerja secara efektif.
Ruang lingkup persaingan meliputi berbagai bidang berikut ini.
1) Sosial ekonomi, seperti bidang perdagangan.
2) Sosial budaya, seperti bidang kesenian dan keolahragaan.
3) Sosial politik, seperti bidang pemerintahan dan organisasi politik.
4) Keagamaan, misalnya di antara kelompok-kelompok atau sekte yang berlainan paham
    keagamaan.
Suatu persaingan diharapkan dapat menghasilkan:
1) perubahan sikap dan kepribadian yang makin mantap,
2) daya juang yang dinamis dan progresif,
3) timbulnya rasa percaya diri,
4) makin kokohnya solidaritas dan kebanggan kelompok.
b.    Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditunjukan terhadap perorangan atau kelompok maupun terhadap unsurunsur kebudayaan golongan tertentu.
Kontravensi memiliki lima bentuk, yaitu sebagai berikut.
1) Kontravensi yang bersifat umum, seperti penolakan, keengganan, gangguan terhadap pihak
     lain, dan perbuatan kekerasan.
2) Kontravensi yang bersifat sederhana seperti memaki-maki, menyangkal pihak lain, mencerca,
    memfitnah, dan menyebarkan surat selebaran.
3) Kontravensi yang bersifat intensif, seperti: penghasutan, penyebaaran desas-desus, dan
    mengecewakan pihak lain.
4) Kontravensi yang bersifat rahasia, seperti: mengumumkan rahasia pihak lain dan berkhianat.
5) Kontravensi yang bersifat taktis, seperti: intimidasi, provokasi, mengejutkan pihak lawan, dan
    menggangu atau membingungkan pihak lawan.
Tipe-tipe umum kontravensi meliputi berikut ini.
1) Kontravensi yang menyangkut generasi, misalnya perbedaan pendapat antara  golongan tua
    dan golongan muda.
2) Kontravensi yang menyangkut perbedaan jenis kelamin, misalnya perbedaan pendapat antara
    golongan wanita dan golongan pria.
3) Kontravensi parlementer, misalnya pertentangan golongan mayoritas dengan minoritas di
    masyarakat.
c. Pertentangan atau Konflik Sosial
Pertentangan atau konflik sosial adalah suatu upaya seseorang untuk mencapai tujuan dengan cara mengalahkan pihak lawan yang disertai dengan adanya ancaman atau kekerasan.
Sebab-sebab munculnya konflik antara lain sebagai berikut.
1) Perbedaan pendapat.
2) Perselisihan paham yang berkepanjangan yang mengusik harga diri serta kebanggan masing-
    masing pihak.
3) Benturan kepentingan yang sama.
4) Perbedaan system nilai dan norma dari kelompok masyarakat yang berlainan kebudayaan.
5) Perbedaan kepentingan politik, baik dalam satu Negara ataupun antarnegara.
Adapun bentuk-bentuk konflik atau pertentangan, antara lain sebagai berikut
1) Konflik pribadi, yaitu konflik antar individu yang ditandai dengan rasasaling benci terhadap
    pihak lawan.
2) Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi karena adanya perbedaan ciri-ciri fisik kebudayaan.
    Misalnya pertentangan antar ras kulit putih dengan ras kulit hitam (negro).
3) Konflik antarkelas sosial, konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antar-
    kelas sosial. Misalnya, konflik antara majikan dan buruh.
4) Konflik politik, misalnya konflik antarpendukung parpol dalam pemilu.
5) Konflik internasional, pertentangan yang terjadi akibat perbedaan kepentingan antarnegara
    yang akhirnya menyangkut kedaulatan Negara.
Akibat yang timbul dari suatu pertentangan (konflik), antara lain sebagai berikut.
1) Bertambahnya solidaritas kelompok.
2) Berubahnya sikap atau kepribadian, baik yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat positif
    maupun negatif.
3) Terjadinya perubahan sosial yang mengancam keutuhan kelompok.
4) Jatuhnya korban manusia, rusak dan hilangnya harta benda jika terjadi benturan fisik.
5) Terjadinya negosiasi diantara pihak-pihak yang bertikai.
6) Timbulnya dominasi oleh salah satu pihak terhadap pihak lain.
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau memperbaiki situasi, antara lain sebagai berikut.
1) Kompromi, yaitu kedua belah pihak yang bertikai saling mengalah. Mereka saling memberi
    dan menerima kebijakan tertentu tanpa adanya paksaan.
2) Toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masih pihak.
3) Konversi, yaitu slaah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
4) Coersion, yaitu penyelesaian konflik melalui suatu proses yang dipaksakan.
5) Mediasi, yaitu penyelesaian suatu konflik dengan mengundang pihak ketiga yang netral dan
    berfungsi sebagai penasehat.
6) Arbitrase, yaitu penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak
    yang bertikai.
7) Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai dalam suatu
    perundingan agar diperoleh persetujuan bersama.
8) Ajudikasi, yaitu penyelesaian konflik di pengadilan.
9) Segregasi, yaitu upaya untuk saling memisahkan diri dan saling menghindar di antara pihak-
    pihak yang bertikai dalam rangka mengurangi keteganggan dan menghilangkan konflik.
10) Gencatan senjata, yaitu penangguhan konflik untuk jangka waktu tertentu sambil mengupayakan terselenggaranya upaya-upaya penyelesaian konflik.

Berbagai bentuk hubungan di atas dapat mendorong terciptanya lembaga-lembaga sosial, baik lembaga formal maupun nonformal, mendorong terbentuknya kelompok-kelompok dengan kepentingan tertentu, serta organisasi-organisasi sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.